Bismillahirrahmanirraihiim,
Kitabul jami’il muqni : ini adalah sebuah kitab bernama jami’ul mukni.
Artinya : kumpulan ilmu yang mencukupi.
Fi bayani haqiqoti imittauhiidi : dalam membahas yang sebenar – benarnya ilmu mengesakan / menunggalkan Allah.
Ala kasyfi fathir rohmani : dengan menjelaskan dari kitab Fathur Rohman.
Bisyarhi risalati waliyi ruslani ad damsyiqi : yang diambil dari kitab risalah wali ruslan damaskus..
Lil haqiril faqiri ad’afunnasi TOTO SYARIF MUHAMMAD ZAKARIYA : oleh yang hina dan butuh (rahmat Allah), yang paling lemah diantara manusia yaitu Apa Toto Syarif Muhammad Zakariya - Poponcol – Cilewo – Telagasari – Karawang – Jawabarat
Surah :
Inilah karya sang Guru Besar kita, Apa Toto Syarif Muhammad Zakariya, yang dinamai kitab “Jami’ul Muqni” yaitu kumpulan ilmu yang mencukupi.
Untuk orang yang ingin meningkatkan keimanan, ketauhidan pada Allah, dzat maha tunggal, untuk orang yang ‘murid’ yaitu yang punya keinginan wushul sampai pada Allah, yakni derajat hati yang beriman yang tertinggi.
Jami’ul Muqni membahas ilmu tauhid haqiqat, atau Apa kadang menyebut juga tauhid khos (khusus / tertentu). Sebab manusia itu ada yang umum / awam ada juga yang khos/ kalangan tertentu, yang khos menurut Allah adalah :
1.Khos tertinggi Rosullulloh S.A.W, 2.Para rosul yang lain, 3.Para Nabi, 4.Para Sahabat 5.Para Tabi’in / Pengikut Sahabat, 6.Para Wali Allah (kekasih Allah) diantara para ulama dengan urutan
Ghautsul alam / raja nya para wali, Syeh Abdul Qodir Jailani, lalu para Wali Qutub / pemimpin para wali pada setiap generasi, diantaranya adalah Syeh Zakariya Al – Anshori, sang kakek buyut guru kita Apa Toto Syarif Muhammad Zakariya, dan juga Syaikhuna Kang Ade Purnama Alam.
Qauluhu ‘Ala kasyfi fathirrahmaani.
Jami’ul Muqni karya Sayikhuna Apa Toto Syarif Muhammad Zakariya, yang selesai dikarang tahun 1970 M. / 1390 H. adalah merupakan penjelasan dari kitab Fathur Rahman karya Syaikh Zakariya Al Anshori, tahun 900 H.
Sebagaimana sudah disebutkan bahwa Syaikhuna Apa Toto Syarif Muhammad Zakariya adalah cucu buyut dari Syaikh Zakariya.
Adapun Syaikh Zakariya Al’anshori merupakan Ulama Besar pada zamannya, yaitu antara tahun 826 – 926 M. yang termasyhur ke seluruh dunia Islam waktu itu.
Ditukil dari kitab ‘ Thobaqotus Syafi’iyatul Kubro’ yaitu data para Ulama Besar Fiqih Madzhab Imam Syafi’i setiap generasi, karya Syaikh Tajuddin as Subki bahwa sejak Imam Syafi’i menetap di Kairo Mesir dari Bagdad tahun 198 H. bersama’an dengan diangkatnya Gubernur Abbas Bin Musa menjadi Gubernur Mesir yang mencintai Imam Syafi’i maka Imam Syafi’i pun menetap di Kairo bersama muridnya yaitu Syekh Abdullah Bin Al Hakam, maka beliau pun menetap dan mengajarkan ilmu Islam sehingga banyak melahirkan para Ulama Besar sesudahnya.
Beliau menetap selama enam (6) tahun hingga wafat pada tahun 204 H. / 819 M.
Adapun tempat belajar mengajar para Ulama murid – murid nya Imam Syafi’i waktu itu adalah Jami Al’azhar yang berkembang menjadi Universitas Al’azhar sekarang.
Di jami Al’azhar inilah Syaikh Zakariya belajar sejak kecil tercatat pada waktu remajanya beliau sudah hafal Al qur’an seluruhnya, hafal kitab Al’umdah dan Mukhtashar Attibrizi, lalu beliau pun menjadi Guru Besar di Al’ azhar, bukan sebentar, yaitu dari usia 40 sampai usia 100 tahun, beliau mengarang kitab fiqih Minhajut Thulab, lalu beliau perjelas lagi dan menjadi kitab Fathul Wahab, yang terkenal dan banyak dijadikan kajian di pesantren – pesantren di Indonesia, lalu beliau juga mengarang kitab Tahrir dan juga FATHURRAHMAAN yang sedang kita bicarakan di atas.
Tercatat juga bahwa pada tahun 926 H. Syaikh Zakariya Al’anshori selesai mengajar di Al’azhar, lalu mengembara ke daerah timur, sampai ke Indonesia, beliau ikut andil menyebarkan Islam di pulau Sumatera dan Jawa.
Bukti peninggalan beliau adalah terdapat naskah kitab Fathul Wahab karya beliau yang beliau hadiahkan pada raja di Riau.
Sampai sekarang kitab tersebut ada di Istana Kerajaan Kuntu Kampar Kiri Riau.
Yaitu beliau menyebarkan Islam di situ lalu memberikan cindera mata berupa kitab tersebut, lalu melanjutkan perjalanan, akhirnya sampai di Pulau Jawa.
Di Pulau Jawa beliau bergabung dengan Wali Songo, waktu itu sudah ada kerajaan Islam yaitu Mataram dengan rajanya Sultan Agung, lalu Belanda VOC datang menguasai Jakarta yang mereka namai Batavia. Sultan Agung pun memerangi Belanda, tapi selalu kalah. Maka atas rekomendasi para Wali Songo (Majelis Wali di Demak ). Sultan pun memberikan mandat pada Syekh Zakariya untuk memimpin pasukan. Namun karena lidah jawa yang kental waktu itu, para pasukan tersalah memanggil Beliau. Harusnya Zakariya menjadi Pangeran Jayakarta. Tapi beliau tak menggubris apa pun orang memanggil. Akhirnya belanda pun kalah oleh pasukan Syeh Zakariya. Setelah Batavia bebas, maka beliau ganti nama kota tersebut menjadi Sunda Kelapa, selanjutnya beliau melanjutkan dakwah Islamnya mengelana dari satu daerah ke daerah yang lain. Diantaranya ke Kerawang, maka beliau digelari orang dengan Syah Quro.
Bisyarhi risalati waliyi ruslani :
Dulu Syeh Zakariya menerima kitab Risalah karangan Syeh Ruslan Damaskus ( hidup sekitar tahun 600 H. ). Maka isi kitab Risalah tersebut diperjelas lagi oleh Syeh Zakariya dan diberi judul Fathur Rohman. Artinya pembuka dzat yang maha pengasih yaitu Allah. S.W.T.
Nuktatun Dzorifatun :
Kata sambutan , tidak saya sebutkan terjemah kata per kata sambutan ini.
Isinya : ini sambutan dari Menteri Agama RI tahun 1970 M. yaitu Haji Abdul Malik Abdul Karim Amarullah yang akrab dipanggil HAMKA. Beliau menerima kitab ini dari yang mulia Apa Toto Syarif Muhammad Zakariya, sang pengarang dan beliau memberi adfis positif bahwa kitab ini bagus sebagai rujukan dalam mempelajari Ilmu Tauhid Hakikat dan Memperdalam Tashawuf.
Bismillahirrahmaanirrahiim
Bismillahi : Aku mulai mengaji kitab ini (jami’ul mukni), sambil meminta pada Allah supaya diberi kekuatan untuk bisa mengajinya dan diberi barokah dalam mengajinya, dengan menyebut nama Allah.
Sifat Allah Arrohmaani : Yang maha memberi nik’mat besar pada semua makhluk didunia dan akhirat.
Sifat Allah Arrohiimi : Yang maha memberi nik’mat yang halus pada orang muk’min didunia dan akhirat.
Surah :
Ini adalah permula’an Kitab Jami’ul Muqni, dimana pengarang memulai menuliskan penanya mengarang kitab ini dari sini.
Ini bismillahnya Apa Toto Syarif Muhammad Zakariya, lalu bagaimana beliau menjelaskan makna bismillahnya dulu ?
Perlu difahami, bahwa dalam memaknai bismillah, semua ulama tidak ada yang berbeda, yaitu bismillah merupakan permula’an yang haqiqi dimana banyak sekali dalil Al – Qur’an dan Hadist Nabi yang menjelaskan kedudukan bismillah, diantaranya :
1. Iqtida’an bil Qur’anil Karim : Mengikuti Al-Qur’an , karena Al-Qur’an pun yang diturunkan Allah dimulai dengan bismillah.
2. Sabda Nabi : Awwalu maa katabahul qolamu fi lauhil mahfudz, bismillahirrahmaanirrahiim : artinya yang paling pertama dituliskan oleh Allah di Lauh Mahfudz Nya adalah bismillahirrahmaanirrahiim.
3. Amalan biqaulinnabi faktubuuha : artinya tulislah bismillah itu pada permula’an.
4. Tabrrukan bih : Ngalap barokah dengan basmallah, sabda Nabi. Kullu amrin dzi baalin laa yubda’u fihi bismillahirrahmanirrahiim fahuwa aqtho’au abtar au azdam : artinya setiap perkara / perbuatan yang baik yang tidak dimulai dengan bismillah maka seperti domba patah tanduknya atau domba buduk, atau seperti orang yang berpenyakit kulit. (kurang sempurna).
Jadi dalil atau illat (alasan) para ulama selalu memulai tulisannya dengan bismillah adalah mengikuti contoh Al-Qur’an. Karena Al-qur’an pun dalam permula’an surat Al-Fatihah dimulai dengan bismillah.
Lalu mengamalkan sabda Nabi, bahwa dalam memulai penulisan harus nulis bismillah dulu, lalu mengandung makna berdo’a pada Allah supaya diberi barokah ilmu dengan menulis/membaca bismillah, atau istilahnya Tabarrukan/ngalap barokah.
Dalam hal ini terbagi 2 :
1. Yang Mulia Apa Toto Syarif Muhammad Zakariya memulai menulis sebagai awal dari Jami’ul Muqni.
2. Kita yang mengaji harus ikut membaca bismillah dalam memulai mengaji Jami’ul Muqni.
Yang mulia Guru Kami berkata : Kita minta pada dzat Allah supaya di mudahkan dalam menerima ilmu, dibisakan, diberi barokah dalam mengaji dengan menyebut nama Allah, bukan meminta pada nama Allah.
Lanjut beliau, sifat Allah Arrahmaani : Yang maha memberi nik’mat besar, yang mencakup semua nik’mat yang diberikan pada semua makhlukNya, nik’mat diciptakan, diberi umur, sehat wal’afiyat, ditangguhkan siksa dari dosa selagi nyawa belum sampai ke kerongkongan (sekarat). Dan dalam hal ini ulama terbagi 2 dalam mengartikan Arrahmaani.
1. Apa Toto Syarif Muhammad Zakariya mengartikan Sifat Allah itu, Yang Maha Rahmaan didunia dan akhirat, karena tidak mungkin Maha Rahmaan didunia saja sedangkan diakhirat tidak.
Allah itu yang Maha Sifat Rahmaan didunia dan akhirat, juga yang Maha Sifat Rahiim didunia dan akhirat.
2. Jumhur ulama (kebanyakan para ulama) mengartikan : Sifat Rahmaan itu yang diterima semua makhluk didunia, Sifat Rahiim itu yang diterima orang yang beriman diakhirat.
Sekilas kayaknya berbeda-beda makna ini, tapi kalau digali lagi lebih dalam, ternyata keduanya sama saja, jadi ini hanya ikhtilaf lafdzi (perbeda’an lafadz saja).
Karena kata Rahmaan dan Rahiim berasal dari kata Rahmat yang artinya : irodatu ishoolil khoiri li ahlihi : Allah menghendaki menyampaikan suatu kebaikan pada siapa saja yang dia kehendaki, makna ini disepakati oleh semua ulama termasuk ApaToto Syarif Muhammad Zakariya.
Kita sebagai murid-murid nya beliau tidak usah bingung, karena yang mulia Apa Toto Syarif Muhammad Zakariya adalah bagian dari Ulama Jumhur itu sendiri, jadi kalau ada kata dalam sebuat kitab, menurut Jumhur Ulama, berarti menurut Apa Toto Juga dan begitu pun menurut Syaikhuna .
Singkatnya, sifat Allah Arrahmaan adalah yang Maha Memberi nik’mat yang besar (nik’mat duniawi yang terima dengan jasmani/badan dan perasa’an panca indera).
Dan sifat Allah Arrahiim : yang maha memberi nik’mat yang halus yang hanya bisa diterima oleh orang beriman saja, yaitu didunia dengan nik’mat iman/manisnya iman dan nik’mat/lezatnya ibadah diakhirat dengan nik’mat surga den nik’mat terbesar.